. arrghhhh..!!
masih jengkel nih gw..

kenapa masalah ini baru muncul setelah bocah ini dikeluarin ya??

jadi tadi siang puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) melakukan aksi unjuk rasa di Kawasan Bundaran Air Mancur Jl Pahlawan Kota Semarang. Aksi itu digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap Wahyu Dwi Pranata mahasiswa Udinus, Semarang yang dikeluarkan dari kampus karena mengkritik kebijakan kampus yang dinilainya merugikan mahasiswa. 

Aksi diam ini dimulai sekitar pukul 09.30 WIB ini kemudian melakukan long march menuju ke Gedung DPRD Jateng Jl. Pahlawan Kota Semarang. Selama aksi, sambil membawa poster berbagai tuntutan, mereka membagi-bagikan brosur yang release tentang 'Aksi Penolakan Tindakan Represif terhadap Kebebasan Berpendapat Insan Pers Mahasiswa'.

Sumber masalahnya dimulai dari dipublishnya blog wahyu di wawasannews.com dan dilansir ke kompasiananya.. dalam tulisan tersebut wahyu mengkritik banner website Udinus yang menyebutkan bahwa Mahasiswa Udinus Kuliah 1 tahun di UTeM Malaysia. Namun pada kenyataannya, para mahasiswa itu diberangkatkan 27 Agustus 2012, dan sudah pulang lagi pada tanggal 27 Januari 2013.

Atas masalah tersbut Wahyu, pria asal Purwodadi ini dipanggil pihak kampus Udinus, dan diminta untuk menghapus tulisannya, dan diberikan penjelasan mengenai program Student Mobility yang diangkat Wahyu dalam blognya. Pihak kampus berjanji akan menunjukkan MoU yang benar menyatakan bahwa program tersebut memang dijadwalkan 1 tahun, akan tetapi ada perubahan selanjutnya. Namun sampai Wahyu menghapus tulisannya di Kompasiana, dan dipaksa mengundurkan diri dari kampus, dia belum pernah melihat MoU yang dijanjikan.

Wahyu sendiri mengakui bahwa dia masih belajar jurnalistik. Dan dia cukup berbesar diri menanggapi banyak komentar negatif yang menyebut dirinya wartawan bodrex. Setelah berdiskusi dengan pihak Wawasan, artikel berita tersebut belum dicopot sampai sekarang, karena pihak redaksi belum pernah dihubungi pihak kampus.

Puncak permasalahan Wahyu dengan Universitas Dian Nuswantoro Semarang ini memuncak ketika Wahyu membacakan puisi yang berjudul "Tentang Indonesia dan Kampusku" pada saat inaugurasi mahasiswa baru, 5 September 2013 kemarin. Wahyu dianggap menghasut adik-adiknya dalam isi puisi yang dibacakannya. Sehingga orangtua Wahyu diminta datang ke kampus untuk masalah tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, pihak kampus memberikan penjelasan versi Udinus, dan memberikan dua pilihan apakah Wahyu akan mengundurkan diri atau akan dituntut atas dasar pencemaran nama baik dan pelanggaran UU ITE. Tidak ada waktu bagi Wahyu untuk mempelajari pilihan tersebut, dia sudah disodori surat pengunduran diri bermaterai untuk ditandatangani.

Bete banget, kenapa hal ini begitu cepet kejadian, dan kini Wahyu dijanjikan untuk menerima kembali uang biaya kuliahnya , transkrip nilai, dan kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi lain. Selain itu Wahyu juga kembali dimintai tandatangan untuk surat kesediaan menghapus semua tulisan-tulisannya terkait dengan Universitas Dian Nuswantoro dan supaya mengakui bahwa tulisan tersebut adalah suatu kesalahan.

Pihak orangtua sendiri pasti sangat kebingungan, karena mereka sama sekali tidak mengetahui jalan cerita masalah tersebut. Seharusnya mereka memberi waktu bagi pihak orangtua dan Wahyu sendiri untuk memperjelas situasinya, dan berkonsultasi dengan pihak yang kompeten mengenai kasus pencemaran nama baik dan pelanggaran UU ITE ini.

Orangtua Wahyu justru sempat mengiba agar anaknya dimaafkan. Karena selama ini Udinus dianggap telah baik menerima anak mereka, diikutkan tes masuk ITB, mendapatkan beasiswa, mengikuti lomba debat, dan menjadi asisten lab di kampusnya. Bisa jadi ini memang hak setiap mahasiswa, atau mungkin justru cara yang digunakan Udinus untuk menganak-emaskan Wahyu Dwi Pranata, agar "diam".

Sukses terus buat Mas Wahyu, tidak ada yang perlu disesali. Pindah kampus itu wajar kok! ( saya juga kampusnya pindahan.. hehe ). Tapi dengan kemampuan, bakat, dan pemikiran yang kamu miliki, karir dan masa depan kamu pasti cerah.. Semoga orangtuanya diberi kelegaan hati dan kesabaran.

Cerita lengkap dari Wahyu Dwi Pradana bisa dibaca di sini atau di sana

0 komentar:

Posting Komentar