demokrasi itu kan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat...
kemudian muncul partai oleh rakyat yang ingin mengaspirasikan suara dari rakyat untuk kepentingan rakyat.
tapi bener ngga itu terjadi murni 100 persen seperti itu??
semuanya cuman politik. kalo ngga, ngga bakalan ada partai plin-plan. hari ini hitam, besok putih. bahkan bayclin aja ngga sehebat itu...
ada kelompok orang-orang tertentu yang berkepentingan dengan tangkup kekuasaan. mereka kemudian mendirikan partai. mencari massa. untuk itu mereka bikin stasionery dan visi misi. semuanya sama, menyerukan aspirasi rakyat.
untuk melakukan kegiatan itu, tentunya butuh biaya besar. mereka mendekati rakyat-rakyat berduit untuk mendukung mereka. di kalangan rakyat berduit, visi misi ngga cukup buat mereka mensponsori sebuah partai. musti dilihat dulu apa visi misi dan program kerjanya menguntungkan buat mereka
makanya tim partai pulang lagi untuk menyempurnakan proposalnya. tentunya dirubah supaya bisa menguntungkan rakyat berduit, tujuannya biar cita-cita bikin partai tercapai..
di sini demokrasi dah mulai luntur, seperti kena bayclin.. karena dah ditunggangi kepentingan orang tertentu...
setelah disetujui dan duitnya cair. berlanjut lagi mencari caleg-caleg. tentunya dicari caleg yang bisa dekat dengan rakyat.. dengan tujuan supaya kekuasaan ngga lari ke partai laen. sebelumnya para caleg itu ditraining, harus setuju dengan proposal yang pernah dikasih ke rakyat berduit. tugas mereka adalah membujuk rakyat untuk memilih mereka.
kemudian pas pemilu caleg beres dan dapet hasilnya... partai kini berkonsentrasi pada kekuasaan pemerintahan. memilih capres dan cawapres. masing-masing partai mengeluarkan kartunya untuk dijadikan unggulan. partai yang menang di pemilu legislatif tentunya lebih banyak didenger orang, sehingga partai-partai kecil lebih milih menjadi pendukung partai besar.
di sini, dah lupa-lupa ingat ama proposalnya kemaren. soalnya kepentingan sponsor kan dah terwakili ama caleg-calegnya yang masuk ke kursi DPR. dan seperti agen TKI, para caleg yang kepilih juga musti bayar donasi untuk partai selama menjabat.
gimana cara partai kecil mendukung calon pemimpin bangsa? setelah sebentar membaca visi misi calon pemimpin bangsa, partai langsung nanya, kalo aku milih calon kamu, apa yang bisa kamu lakukan buat partai aku?
nego-nego kekuasaan pun terjadi, contohnya seperti sby-jk itu deh.. sby ngurusin apa, jk ngurusin perekonomian.. nah ini juga kejadian yang sama. posisi-posisi basah diperebutkan, partai a dapet jatah jadi menteri ini, partai b dapet jatah jadi menteri itu.
ngga ada lagi ngomongin rakyat..
kalo kemudian dari partai besar laen ngiming-ngimingin jatah kekuasaan yang lebih besar dan basah, partai ngga segan-segan berubah arah setelah dua cangkir kopi dan satu paket menu gala dinner..
itu lah makanya partai bisa putih bisa hitam dalam sekejap.. ngga kaya bayclin kan...
Ujian itu Bernama Fulham
6 hari yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar