debat cawapres soal tembakau

30 Juni 2009

di TV lagi debat cawapres, ngomongin kualitas manusia indonesia. berkaitan dengan rokok, apakah cawapres berpihak pada kesehatan masyarakat atau penghasilan pajak dari pengusaha rokok..

hihihi... semuanya ngomongin dalam jangka panjang...


  • wiranto, dengan menyajikan iklan rokok plus bahayanya secara lebih berimbang, diharapkan ke depannya rakyat akan mulai menjauhi rokok... NON SENSE..
  • prabowo, mengingatkan petani tembakau untuk inget dan mengantisipasi beralih tanaman yang lain..
  • boediono, gag kedengerean ngomong apa. dosen banget, mending ngelamun ajah.. hehe

gw sendiri, lebih prefer ngikutin kata moderatornya (btw siapa sih moderatornya? ngga canggih banget.. even oneng could do better than that, atau ibu-ibu yang suka muncul di empat lawan satu itu)

pemerintahan pemerintah untuk tidak menjual rokok kepada anak di bawah 18 tahun terang-terangan tidak berhasil. padahal kalo jalan, gw pikir, secara bertahap tiap 1 tahun sekali, usia larangan merokok bertambah.

jadi kalo taon 2009 anak dibawah 18 ga boleh ngrokok. taon 2010, anak di bawah 19 ga boleh ngrokok. hasilnya anak yang kelahiran 1991 ke atas, ga akan lagi merokok.. berarti kemungkinan 50 taon lagi negara kita bebas rokok. karena yang boleh ngerokok tinggal yang umur 68 taon ke atas..

di negara kita, semuanya adalah kekuatan pasar, jika pasar menginginkan, maka terjadilah barang produksi. jadi satu-satunya cara adalah mematikan pasar supaya para produsen dan petani beralih dengan sendirinya.

kalo kata moderator pajak rokok dunia tuh 70 persen, sementara negara kita baru 37 persen. kenapa ngga diberlakukan begitu juga...

jualin aja tuh rokok 70 ribuan, atau per batang tujuh ribu rupiah. jadi kesempatan nyobain rokok lebih kecil buat anak-anak. dan pendapatan pemerintah lebih gede dari pajak. pengusaha rokok juga tetep dapet untung dari naikin harga, meski harus ngurangin produksi. terus tembakau hasil petani itu dialihin buat ekspor..

huhuhu... gag ada yang berani...

0 komentar:

Posting Komentar