Pemilu legislatif baru aja selesai...
Banyak juga caleg yang ngga siap mental menerima kekalahan
ada yang stress
ada yang bunuh diri
ada yang menarik kembali 'bantuan' (atau sogokan) yang pernah diberikan..
ada yang tidak mau menerima keputusan pemilu
gimana dengan caleg yang udah ketauan bakal melambai ke kursi penuh uang
gw yakin, banyak juga yang ngga siap mental menerima tanggungjawab
ada yang shock
ada yang sibuk menghitung utang selama kampanye
ada yang sibuk merayakan kemenangan ( tentunya sampai uang habis, dan bayaran pertamanya dipake buat nutup kartu kredit)
atau coba deh mikir optimis, kalo calegnya misal bener-bener niat menyuarakan aspirasi rakat
ada yang sibuk ngatur program kerja
ada yang sibuk menuangkan gagasan
sayang kemudian semuanya terhambat oleh kepentingan sponsor kampanye, kepentingan partai, kepentingan pemerintah, dan kepentingan anggota lain yang berseberangan dengan aspirasi dan gagasan mulianya...
sebenernya, kamu tau ngga sih skenario yang ada di panggung sandiwara politik negeri kita...
dalam bayangan pribadi aku, seperti ini nih
udahkah kamu bikin partai hari ini?
sebenernya udah banyak partai yang berdiri dan berkegiatan
akan tetapi seperti para penghuni dunia maya yang punya prinsip..
.. daripada aku nebeng friendster, manjam, atau facebook. mending aku bikin social network sendiri aja. atau daripada ikutan forum-forum hobi yang udah jalan, mending aku ciptain dan undangin semua untuk masuk ke forum atau mailing listku..
jadi, mereka yang enggan mengikuti aturan partai yang sebenernya mungkin aspirasinya sama dengannya. pada bikin partai baru. simpel. di partai ini aku bisa serta merta menyuarakan aspirasi aku (sambil mengatasnamakan rakyat) tanpa dibatasi oleh aturan partai atau keputusan pimpinan
jadi semuanya pada rame-rame bikin partai. yang sebenernya ngomongin hal yang sama.
ngga ada namanya partai modal dengkul
tentunya partai butuh sponsor. untung-untung kalo bisa memikat hati jutawan dengan iming-iming harapan dan kesamaan pandangan. bergabunglah sang jutawan ke partai tersebut sambil membawa segenggam berlian.
dengan demikian partainya akan menyuarakan aspirasiku, dan sang jutawan, sambil mengatasnamakan rakyat
terus bikin lambang, kasih nama partai, bikin kop surat, nyari supporter, orang-orang yang bisa dibina, ngisi form pendaftaran partai, ngikutin semua aturan bikin partai... sampe dapet surat keputusan peresmian partai
"kalo misal ga ada uang pelicin atau apapun, mungkin di sini lah satu-satunya kegiatan politik berjalan dengan sehat"setelah partai berdiri. mulailah propaganda propaganda dilancarkan. memperkenalkan diri pada rakyat. sambil sok mendekatkan diri ke rakyat, aksi turun lapangan.. sambil mencari calon-calon yang bisa membawa mereka ke dalam struktur pemerintahan.
calon yang dipilih tentu saja pertama dan kedua,
- memiliki kesamaan pandangan / bisa menyamakan pandangan
- sudah dekat dengan publik / punya potensi untuk mendekatkan diri dengan publik
sampai pada tahap ini, sebenernya kepentingan rakyat sudah benar-benar dilupakan. tidak lagi sebagai sumber masalah yang harus diselesaikan. tapi hanya sebagai alat atau metode meraih kesuksesan partai
atau cara kedua adalah outdoor.. bikin seneng partai. kasih duit. kasih hiburan. apapun yang mereka mau. kalo perlu jilat pantatnya yang penting mereka mau ngasih urutan atas untuk maju menjadi caleg.
jadi ngebayangin aksi jilat pantat di outdoor... hummm
setelah partai kebentuk, dan caleg ditetapkan.. waktunya mendaftarkan caleg ke pihak yang berwenang ngadain pemilu (aku ngga ngerti ini wewenang KPU pa yang lain). lagi-lagi uang pelicin. mungkin di sini cuman butuh uang pelicin. ga ada kepentingan politik apapun. cuman kepentingan sendiri yang udah dianggap sebagai kewajaran
(bulan ini aku ngurusin perpanjangan sim, dan baru tau kalo bikin sim itu bisa ditawar dengan menunjukkan seragam. dan untuk bikin sidik jari, minta kertas ke mbaknya ditempelin ke bantalan tinta lalu ngecap. itu ongkosnya dua puluh lima ribu. atau malah jadi tiga puluh ribu kalo pas mbaknya ngga punya kembalian. dan kamu ngga bisa bilang ngga. kalo ngga suka kamu bisa keluar lewat pintu yang sudah disediakan)
okay partai udah, caleg udah, saatnya ikutan kampanye pemilu...
lagi-lagi kita butuh dana lebih besar buat bikin atribut bendera, kaos, topi, topeng, stiker, banner, flier, apapun... kalo mau tau lebih jelas kamu bisa liat selebaran yang dibikin tukang cetak yang menawarkan jasa bikin atribut partai dengan harga miring dan bisa pending bill...
saatnya melirik sponsorship lebih besar. mungkin yang digunakan adalah semacam proposal berisi permintaan bantuan dan kompensasi yang akan didapatkan jika calon sponsor mau mendukung partai itu maju dalam kampanye pemilu.
kepentingan rakyat cuman muncul di pendahuluan, latar belakang, dan penutup. main portionnya adalah kebutuhan partai untuk memenangkan pemilu. bukan kebutuhan rakyat.
buat calon sponsor sih. selama itu menguntungkan buat kelancaran dan perkembangan usaha atau anak cucuku, kenapa ngga. nanti kalo menang, aku kan bisa dapet banyak kemudahan, atau cipratan proyek dari partai.
duit dapet... produksi atribut.. nyolong start kampanye. nempel poster. masang baligho. nyebar flier. di tembok. di pohon. di jalan. ngotorin lingkungan. gambar caleg ama logo partai menjelma menjadi sampah masyarakat. karena banyak yang berakhir di tempat sampah ibu-ibu toh..
pas waktu kampanye yang sebenernya. mulai bikin panggung terbuka. konvoi. ngundang artis terkenal. kurang duit, bawa artis lokal dengan catatan mereka mau bergoyang lebih kencang. iya lah bo, usahanya artis butuh duit, musti lebih gede daripada artis yang udah menang nama.. pidato kampanye sebagai formalitas. yang penting keliatan banyak massanya. kalo emang ga punya massa. ya bayar massa. tinggal buka iklan baris bagian lain-lain. atau hubungi agen-agen pengerah massa.
mulai obral janji. obral kaos. obral topi. obral flier. obral amplopan. pengen keliatan lebih elit. langsung ngaspal jalan. pasang saluran air. ngasih modal usaha. dana pengembangan. dan lain-lain. kampanye partai sepertinya lebih tidak berguna daripada kuliah kerja nyata yang dilakukan para mahasiswa menjelang akhir studinya.
aku heran, daripada buang-buang waktu, tenaga, dan uang untuk obral janji. sok bilang mengatasnamakan rakyat. melakukan apapun yang sifatnya insidental untuk kampanye. kenapa ngga mereka bikin program berkelanjutan yang justru lebih mengena pada masyarakat per individu. bikin organisasi kek kaya PKK. bikin pelatihan. bikin hal-hal seperti itu lah.. kan lebih asik keliatannya. hati masyarakat dapet. program jalan terus. dan paling penting. manfaatnya bisa langsung dirasakan dan itu tadi, berkelanjutan.
dalam kampanye pemilu, baru rakyat kembali dilirik peran sertanya. karena rakyatlah target market partai.
0 komentar:
Posting Komentar