bikini yang diremes bikin rame

08 Agustus 2016



lagi rame snack baru yang berjudul bikini di bandung.
seperti yang udah banyak di berita-berita,
snack bikini ini jadi rame setelah dia laku keras menggunakan online marketing
yang pembeliannya hanya bisa dilakukan melalui pemesanan online via social media

dengan harga 15 ribu rupiah, snack berbentuk bihun kremes ini sudah sempat diproduksi lebih dari 11.000 kemasan, sampai akhirnya ditutup oleh BPOM dengan alsan tidak ada ijin edar

masalahnya ngga hanya berhenti di situ saja. sekarang makanan ringan yang diproduksi di depok ini juga terancam terkena pelanggaran undang-undang pornografi karena menampilkan bikini.

adapun sejarah bikini yang merupakan akronim dari bihun kekinian ini sebenarnya hanyalah tugas kuliah dari seorang mahasiswi di bandung,  dalam bidang kewirausahaan. karena tugasnya ini mendapat nilai bagus dari dosennya, kemudian sang pencetus ide ini melanjutkan produksinya dengan metode pemesanan online.

di sini gw agak menyayangkan reaksi pemerintah terhadap inovasi anak bangsa
kenapa ngga menelusuri baik-baik dulu, ngga harus ikutan heboh

karena kalau melihat latar belakangnya
sebenarnya masalahnya cukup sederhana

mahasiswa bikin sebuah produk, dites market dan berhasil
daripada harus dituntut dengan pasal ini itu
kenapa ngga diberikan pembinaan aja
tentang syarat-syarat pengajuan ijin IRT atau depkesnya

tentu justru akan jadi potensi untuk meningkatkan perekonomian mikro

kemudian dari segi desain..
apa yang porno dari produk tersebut?

kata "bikini"
apakah kata bikini itu porno??
konotasi porno menurut gw hanya bisa disebut memperhatikan konteksnya
kalau hanya kata "bikini" adi mana pornonya?
mungkin di otak yang mikir gitu kali

kemudian melihat konteks yang ada dalam produk bikini
bikini merupakan singkatan "bihun kekinian"
apa yang porno dari sebuah bihun yang masa kini?
kalo lu menganggap bihun itu adalah representasi dari jembut yang ga pernah dicukur
itu lu aja yang ngeres

dari segi desain komunikasi visual
desain produknya justru oke banget
mungkin kalo dikumpulin buat jadi tugas desain produk di dkv, dia bisa dapet A+

karena desainnya yang eye catching, mengena, dan mempunyai daya tarik
dalam sisi visual, bikininya juga dibuat kartun, yang mungkin hanya bisa dibayangkan sebagai pornografi oleh para penggemar hentai

obyek visual yang ditampilkan adalah bikini, representasi dari judulnya bikini
apa yang salah dengan itu?

kalo snack namanya bikini, trus gambarnya monster
bisa dibabat habis ama dosen ntar...

lanjut ke pemilihan tagline "remas aku"
itu maknanya lugas banget
cara memakannya adalah dengan diremas dulu sebelum dikunyah

bandingkan dengan tagline oreo jaman dulu
"dibuka, diputer, terus dicelupin"
kenapa itu ngga dianggep porno juga?
hanya karena taglinenya disandingkan dengan obyek visual lain, kemudian jadi mikir porno
ah itu mah bisa-bisanya elu aja bang

kalo pun dia mengandung dua arti
itu adalah kreatifitas
tergantung dari mana elu mikir..
kalo otaknya di dengkul yang jelas lebih dekat dengan si otong, ya pasti mikirnya ke sana-sana mulu

hal yang menarik, edgy, out of the box
justru itu yang diharapkan dari sebuah desain

inget ga dengan joke slapstick jaman dulu
yang adegan seseorang nguping dari balik pintu
terdengar suara cewe,

"mas.. terus mas.."
"sempit banget dek"
"terus mas, dikit lagi mas.."

kemudian pas dibuka, ternyata si cowo lagi berusaha masangin sepatu ke si cewe

dari konteks kaya gitu,
siapa yang mikir itu joke porno, siapa yang mikir itu joke yg lucu?

itu bakal cukup nunjukin kapasitas otak yg mikir
jadi.. masih mau pesen bikini?

0 komentar:

Posting Komentar